Untuk sektor pertanian, pihak desa memfokuskan pada pemberdayaan tanaman hortikultura seperti cabai (cengek), sosin, pakcoy, terong, timun, dan berbagai sayuran lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal serta potensi pasar.
Nasrudin berharap bahwa program ketahanan pangan ini ke depan tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat desa, tetapi juga dapat menyuplai bahan baku untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayahnya.
“Dengan pengelolaan yang baik oleh pengurus BUMDes yang baru berjalan sekitar 10 bulan, kami optimistis keberadaan BUMDes Sakajaya akan mampu menjadi motor penggerak ekonomi desa. Harapannya, Desa Sakawayana bisa memiliki Pendapatan Asli Desa (PADes) yang signifikan dan berkelanjutan,” pungkasnya. (***)