Opini  

Panggilan Alam untuk Bertahan Hidup di Tengah Menjamurnya Premanisme

Caption : Di tengah kota yang dikuasai premanisme, naluri bertahan hidup manusia kembali terpanggil.
Gambar tersebut menampilkan seorang pria berpenampilan lusuh dengan rambut gondrong sebahu dan janggut tipis, mengenakan kemeja kumal, membawa ransel dan tombak kayu. Ia tampak siaga di lingkungan kota kumuh yang suram, dengan bangunan tua dan kabel listrik berantakan di latar belakang. Di sekitarnya, ada tiga sosok preman dengan ekspresi garang — salah satunya bertubuh kekar bertato, satu lagi memegang pentungan, dan seorang pria berjas kulit sambil mengepalkan cerutu di mulut. Suasana gambar penuh ketegangan, menggambarkan perjuangan untuk bertahan hidup di tengah ancaman premanisme. ( Gambar ilustrasi artikel)

Garut24.Com || Dalam sejarah peradaban manusia, naluri bertahan hidup adalah insting dasar yang diwariskan oleh alam. Ketika lingkungan menjadi keras dan ancaman datang dari berbagai arah, manusia secara alami akan mencari cara untuk melindungi diri, keluarga, dan komunitasnya. Di era modern, salah satu ancaman sosial yang masih kerap terjadi adalah fenomena premanisme – sebuah kondisi di mana kekuasaan informal berbasis kekerasan dan intimidasi berkembang di masyarakat.

 

Premanisme bukan hanya soal tindakan kekerasan jalanan. Ia hadir dalam bentuk penguasaan wilayah, pungutan liar, ancaman, hingga kekuatan bayangan yang mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi warga. Di lingkungan seperti ini, masyarakat seringkali dihadapkan pada dilema: melawan dengan risiko besar atau bertahan dengan cara-cara cerdik.

 

Panggilan Alam dalam Konteks Sosial

Seperti di alam liar, spesies yang bertahan bukanlah yang terkuat, melainkan yang mampu beradaptasi. Di tengah menjamurnya premanisme, masyarakat sering menemukan cara bertahan yang unik. Mulai dari membentuk kelompok warga untuk saling menjaga, mencari perlindungan kepada tokoh berpengaruh, hingga berkompromi agar roda kehidupan tetap berjalan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *