Untuk angkatan pertama, Sekolah Rakyat di Garut akan menampung 75 siswa yang terbagi ke dalam tiga rombongan belajar (rombel), yakni satu untuk jenjang sekolah dasar (SD) dan dua rombel untuk sekolah menengah pertama (SMP). Peserta didik diprioritaskan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, khususnya yang masuk kategori desil 1 dan 2 dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), serta anak putus sekolah.
“Pesertanya berasal dari keluarga tidak mampu, khususnya mereka yang masuk kelompok ekonomi terbawah dan putus sekolah. Itu yang menjadi sasaran utama,” tegas Nurdin.
Sekolah Rakyat akan menerapkan sistem fullday school dengan fasilitas asrama. Seluruh kebutuhan siswa mulai dari tempat tinggal, makan, hingga kegiatan belajar akan ditanggung negara. Tenaga pengajar akan direkrut dari berbagai latar belakang, baik PNS, honorer, maupun P3K, dengan formasi minimal satu kepala sekolah dan 20 guru.
Sementara itu, Kepala BBPPKS Bandung, Iyan Kusmadiana, menjelaskan bahwa penetapan siswa melalui proses seleksi ketat. Tahapan dimulai dari pleno awal untuk menentukan calon peserta, dilanjutkan dengan kunjungan langsung (home visit) oleh pendamping PKH, hingga pleno final yang digelar hari ini.