“Saat jualan thrifting, aku diledekin. Bahkan, ada salah satu karyawan terbaikku yang memutuskan untuk keluar karena dia gak lihat masa depan di BeeMe. Meski sempat down, tapi itu juga yang akhirnya bikin aku ingin membuktikan dan membesarkan BeeMe,” ujar Sheyla.
Tak hanya menghadapi ekspektasi sosial, banyak mompreneur juga dihadapkan pada realita peran ganda yang melelahkan. Sebagai istri, ibu, pendidik di rumah tangga, sekaligus pemimpin bisnis, para ibu kerap harus membagi waktu, tenaga, dan emosinya untuk memastikan semua peran berjalan seimbang. Tekanan untuk tetap menjadi “ibu ideal” di rumah sambil mengelola usaha sering kali menimbulkan stres emosional yang tidak terlihat.
Devy Natalia, Co-Founder dari BohoPanna, brand fashion anak yang kini menembus pasar internasional, menceritakan bahwa transisinya dari ibu rumah tangga menjadi pengusaha menuntut disiplin tinggi dan manajemen waktu yang ketat. Ia berbagi pengalaman saat awal membangun bisnis dari rumah sambil mengurus anak. “Aku mulai produksi dari rumah, sambil tetap mengurus anak. Di ruangan 3×3 bersama anak keduaku saat itu aku nitikin baju kimono. Bahan baju Boho ramah lingkungan, tapi aku gak sadar itu gak ramah buat anak keduaku yang baru lahir,” ujar Devy. Momen tersebut menjadi titik balik baginya dalam menyeimbangkan ambisi bisnis dengan kesejahteraan keluarga.