Dalam proses pendataan awal, Shakeil dengan polos mengaku bahwa dirinya memulung atas keinginannya sendiri. “Saya ingin sendiri. Saya suka, saya pengen,” kata Shakeil.

Namun, penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan bahwa memulung merupakan rutinitas keluarga sebagai sumber penghasilan sehari-hari.

Keluarga Shakeil tergolong prasejahtera. Ayah mereka berprofesi sebagai buruh serabutan, bekerja sebagai pemulung dan tukang bangunan, sementara ibu mereka baru saja melahirkan anak ketiga bernama Sulthan. Berkat dukungan dari RW setempat, sang ayah kini mendapat pekerjaan tetap sebagai petugas keamanan di sebuah pusat kebugaran. Meski demikian, keluarga ini masih mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar dan membayar biaya kontrakan.

Bantuan Nyata untuk Keluarga Shakeil

Sebagai bentuk intervensi awal, STIS memberikan paket bantuan ATENSI yang menyentuh kebutuhan dasar sekaligus pendidikan anak-anak. Bantuan yang diserahkan meliputi sembako, suplemen nutrisi dan vitamin, serta perlengkapan kebersihan. Tak hanya itu, Shakeil dan Shakila juga mendapatkan perlengkapan sekolah lengkap, mulai dari tas, sepatu, alat tulis, hingga buku pelajaran. Untuk menambah semangat belajar mereka, kedua anak ini juga menerima sepeda edukatif. Sementara untuk Sulthan, bayi yang baru lahir, disediakan nutrisi dan pakaian bayi.