“Nanti kalau perlu, data anak usia SMP akan kami mintakan ke Disdukcapil, kemudian para kades diminta mencari tahu posisi anak-anak tersebut, apakah masih tinggal di desanya, apakah bersekolah atau tidak. Jika ditemukan yang tidak sekolah, segera laporkan ke Disdik atau langsung ke saya,” tegasnya.
Bupati Garut juga berjanji akan berupaya membantu anak-anak yang mengalami kendala untuk melanjutkan pendidikan, khususnya dari keluarga tidak mampu. Bantuan bisa berupa seragam, buku, hingga pembangunan ruang kelas baru (RKB) di wilayah-wilayah yang kekurangan fasilitas.
“Kalau masalahnya karena tidak punya seragam atau buku, laporkan saja ke kami. Kami akan bantu carikan, bisa lewat Baznas atau bjb. Jangan sampai ada anak yang putus sekolah hanya karena alasan seperti itu. Kalau ada yang bilang di daerahnya belum ada sekolah SMP, sampaikan ke kami, nanti akan kami bantu bangunkan RKB-nya,” tandas Syakur.
Langkah ini diharapkan bisa menekan angka anak putus sekolah di Kabupaten Garut dan mendorong pemerataan pendidikan yang lebih baik ke seluruh pelosok desa.(***)