“Kami sangat menyambut baik kurikulum ini, sebagai bagian dari upaya membentuk karakter anak Garut sejak usia dini. Terima kasih kepada PGRI dan tim penyusun atas kerja cepat dan hasil yang luar biasa,” tutur Syakur.
Senada, Wakil Bupati Garut Putri Karlina menjelaskan bahwa lahirnya kurikulum ini didorong oleh keprihatinan atas retaknya hubungan emosional anak dengan orang tua, yang belakangan menjadi salah satu faktor pemicu persoalan sosial di masyarakat.
“Program Nyaah Ka Indung ini saya dorong agar menjadi kurikulum khusus di sekolah dasar, menengah, hingga jenjang atas di Garut. Nilai-nilainya harus masuk ke dalam pembelajaran karakter,” katanya.
Putri berharap, selain menjadi bagian dari pendidikan formal, kurikulum ini dapat membawa nama baik Garut di tengah berbagai pemberitaan yang muncul.
“Garut harus dikenal sebagai daerah yang mencintai ibu-ibunya. Karena doa seorang ibu akan menghadirkan generasi hebat dan menjadikan Garut lebih kuat di masa depan,” pungkasnya. (***)