Ragam  

Catatan Redaksi : Penulis Yang Menolak Diam

Keterangan Foto : Indra R Pimpinan Redaksi GARUT24.COM | FAKTA GARUT.ID

Lalu, bagaimana dengan kami, para jurnalis independen yang sering dianggap terlalu vokal? Terlalu jujur? Terlalu keras?

Mereka bilang kami lebay. Tapi mereka lupa, justru dari “kelebayan” itulah sejarah ditulis. Dari suara-suara kecil yang dianggap remeh, perubahan bermula. Dari tulisan-tulisan yang diasingkan, peradaban bisa tumbuh.

Kami bukan pencari sensasi. Kami penjaga nurani. Dan selagi masih ada pena yang bisa digoreskan, kami tak akan diam. Karena diam itu berbahaya. Diam adalah komplotan. Diam bisa jadi dosa yang abadi.

Kalau hari ini menyuarakan kebenaran dianggap narsistik, maka biarlah kami dituduh narsis. Karena kami memilih berdiri di sisi nurani, bukan popularitas. Kami menulis bukan untuk viral. Kami menulis karena ada luka yang tak boleh dibiarkan bernanah. Ada harapan yang tak boleh padam.

Untuk kalian yang merasa sendiri: tetaplah menulis. Tetaplah bersuara. Dunia ini butuh lebih banyak kejujuran, bukan lebih banyak filter. Hidup bersama harus dijaga. Dan salah satu cara menjaganya adalah tidak pernah berhenti berkata jujur.

Exit mobile version