Salah satu warga setempat, Ibu Elin Herlina, sempat menghubungi pihak terkait agar Pak Baban bisa dirawat di Griya Lansia milik Dinsos Jabar di Jalan Pembangunan, Garut. Sayangnya, panti jompo tersebut saat ini penuh, khususnya untuk penghuni laki-laki. Tersisa hanya satu bed yang diperuntukkan bagi lansia perempuan.
Melihat kondisi tersebut, idealnya Pak Baban memang membutuhkan perawatan di tempat khusus bagi lansia. Adit, sebagai anak satu-satunya yang masih lajang, juga perlu kembali bekerja untuk menghidupi diri dan keluarganya. Maka dari itu, di sela-sela Adit bekerja, diharapkan warga sekitar bisa bergiliran menengok dan membantu merawat Pak Baban.
Pemkab Garut pun diharapkan dapat mengambil langkah konkret. Salah satunya dengan mengalokasikan bantuan kewirausahaan bagi Adit, berupa usaha rumahan yang bisa dijalankan tanpa harus meninggalkan ayahnya. Pendanaan bisa bersumber dari APBD, BAZNAS, ataupun iuran KORPRI.
“Saat saya berbicara dengan Pak Baban, beliau beberapa kali menangis tersedu. Saya bisa merasakan kesedihannya, karena beliau khawatir dengan nasib anaknya, Adit, yang sampai harus berhenti kerja demi dirinya,” tutur seorang relawan yang ikut mengunjungi.