Dalam diskusi tersebut, lembaga internasional dan mitra pembangunan turut menyoroti tantangan pengumpulan dana untuk penelitian dan pengembangan vaksin TBC. Walaupun komitmen global untuk meningkatkan pendanaan penemuan vaksin TBC telah disetujui pada pertemuan tingkat tinggi PBB tentang TBC pada 2023, realisasi komitmen tersebut masih tertinggal, terutama dari sektor swasta.
Dr. Nadia Nurul H.W Luntungan, Ketua Yayasan Stop TB Partnership Indonesia, mengungkapkan bahwa penemuan vaksin TBC baru pada 2028 akan memungkinkan jika para pemimpin dunia mampu mengubah komitmen menjadi tindakan nyata dengan alokasi sumber daya yang mencukupi.
“Negara dengan beban TBC tinggi seperti Indonesia harus terus mengawal dan memastikan proses pengembangan serta distribusi vaksin TBC berlangsung tepat waktu,” ujar Nadia.
Peneliti utama Vaksin TBC di Indonesia, Prof. Erlina Burhan, yang juga penasihat Yayasan Kemitraan Strategis Tuberkulosis Indonesia, menambahkan bahwa harapan pasien TBC terhadap hadirnya vaksin sangat besar, namun masih diperlukan alokasi dana dan kolaborasi yang kuat untuk mewujudkannya.