Tak berhenti di situ, ia juga mendesak Gubernur Dedi untuk segera memperbaiki komunikasi dan membangun kembali hubungan harmonis antara eksekutif dan legislatif demi menjaga stabilitas pemerintahan.
Namun, alih-alih mendapat simpati, langkah Memo justru mendapat gelombang kritik di media sosial, terutama di TikTok. Warganet ramai-ramai mempertanyakan kredibilitas dan rekam jejak Memo selama menjabat, baik sebagai kepala daerah sementara di Garut maupun sebagai legislator dua periode.
Salah satu komentar datang dari akun @asep.1980 yang menulis, “Saya orang Garut, baru tahu kalau abah ini pernah jadi Bupati.” Sedangkan akun @jomikal menyindir, “Bapak ini di Garut sudah pernah buat gebrakan apa?”
Lebih tajam lagi, akun @budaktasik79 menuliskan komentar dengan nada sinis, “Pantesan sieun kaungkit dana hibah,” menyiratkan dugaan bahwa aksi walk out tersebut mungkin dilatari motif pribadi atau kepentingan tertentu.
Akun lain, @atosuhanapamungka, mengkritik keberpihakan politik para wakil rakyat. “Sudah jadi DPRD, utamakan kepentingan rakyat, bukan partai. Walk out satu partai, bisa gitu wakil rakyat?” tulisnya.